Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang
penutur
Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa dibagi
menjadi empat, yaitu: Ragam Dialek, Ragam Terpelajar, Ragam Resmi, dan Ragam
Takresmi.
1.
Ragam dialek
Ragam
daerah/dialek adalah variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok banhasawan
ditempat tertentu(lihat Kridalaksana, 1993:42). Dalam istilah lama disebut
dengan logat.logat yang paling menonjol yang mudah diamati ialah lafal (lihat
Sugono, 1999:11). Logat bahasa Indonesia orang Jawa tampak dalam pelafalan
/b/pada posisi awal nama-nama kota, seperti mBandung, mBayuwangi,atau
realisai pelafalan kata seperti pendidi’an, tabra’an, kenai’an,
gera’an. Logat daerah paling kentara karena tata bunyinya. Logat
indonesia yang dilafalkan oleh seorang Tapanuli dapat dikenali, misalnya,
karena tekanan kata yang amat jelas; logat indonesia orang bali dan jawa,
karena pelaksanaan bunyi /t/ dan /d/-nya. Ciri-ciri khas yang meliputi tekanan, turun naiknya nada, dan panjang
pendeknya bunyi bahasa membangun aksen yangberbeda-beda.
2.
Ragam terpelajar
Tingkat pendidikan penutur bahasa indonesia juga
mewarnai penggunaan bahasa indonesia. Bahasa indonesia yang digunakan oleh
kelompok penutur berpendidikan tampak jelas perbedeaannya dengan yang digunakan
oleh kelompok penutur yang tidak berpendidikan. Terutama dalam pelafalan kata
yang berasal dari bahasa asing, seperti contoh dalam tabel berikut
Tidak Terpelajar
|
Terpelajar
|
Pidio
|
Video
|
Pilem
|
Film
|
Komplek
|
Kompleks
|
Pajar
|
Fajar
|
Pitamin
|
Vitamin
|
3.
Ragam resmi dan tak resmi
Kedua ragam tersebut akan di jelaskansecara rinci sebagai
berikut:
a.
Ragam resmi
Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan
dalam situasi resmi, seperti pertemuan-pertemuan, peraturan-peraturan, dan
undangan-undangan
Ciri-ciri ragam bahasa resmi
:
a. Menggunakan unsur gramatikal
secara eksplisit dan konsisten;
b. Menggunakan imbuhan secara
lengkap;
c. Menggunakan kata ganti
resmi;
d. Menggunakan kata baku;
e. Menggunakan EYD;
f. Menghindari unsur
kedaerahan.
b.
Ragam tak resmi
Ragam takresmi adalah bahasa yang
digunakan dalam situasi takresmi, seperti dalam pergaulan, dan percakapan
pribadi, seperti dalam pergaulan, dan percakapan pribadi (lihat Keraf,1991:6). Ciri-
ciri ragam bahasa tidak resmi kebalikan dari ragam bahasa resmi. Ragam bahasa bahasa tidak resmi ini digunakan ketika kita
berada dalam situasi yang tidak normal.
Ragam bahasa
resmi atau takresmi ditentukan oleh tingkat keformalan bahasa yang digunakan.
Semakin tinggi tingkat kebakuan suatu bahasa, derarti semakin resmi bahas yang
digunakan. Sebaliknya semakin rendah pula tingkat keformalannya, makin rendah
pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan- (lihat Sugono, 1998:12-13).
Contoh: Bahasa yang digunakan oleh bawahan kepada atasan adalah bahas resmi
sedangkan bahasa yang digunakan oleh anak
muda adalah
ragam bahasa santai/takresmi